[postlink]http://bukuharianbaim.blogspot.com/2010/01/sinopsis-buku-harian-baim_15.html[/postlink]http://www.youtube.com/watch?v=sz2w40WC4iIendofvid
[starttext]
[endtext]
[starttext]
HIDUP Baim terasa sempurna. Bagaimana tidak, bocah berusia tiga tahun itu memiliki orang tua yang baik hati. Semua orang sangat menyayangi Baim, lantaran selalu menghadirkan kebahagiaan. Namun tidak ada manusia yang sempurna. Di balik kebahagiaan itu, Baim ternyata mengidap suatu penyakit. Bocah malang tersebut mengidap penyakit spinocerebellar degeneration, suatu penyakit kekurangan cairan otak sehingga dapat menyebabkan kelumpuhan.
Aila, ibu Baim, hanya bisa meratapi kondisi putra kesayangannya itu. Maklum, hidup Baim ibarat tinggal menghitung hari saja. Meskipun demikian, Aila tetap membiarkan Baim bermain walaupun kondisinya terus memburuk. Hingga suatu hari Baim harus dibawa ke rumah sakit karena kondisinya yang kian parah.
Baim yang keesokan harinya berulang tahun menolak diajak ke dokter. Aila lantas membujuk Baim dengan mengatakan bahwa ulang tahun bocah itu bisa dirayakan di rumah sakit.
Di sisi lain, Baim dengan polos mengutarakan keheranan dia lantaran harus terus menerus menemui dokter, sementara teman-teman Baim hanya sesekali saja berkunjung ke dokter. Setelah terdiam sejenak, Aila pun menjelaskan bahwa kedatangan Baim dapat membahagiakan pasien lain di rumah sakit.
Hari berganti, lambat laun Baim curiga kalau ada sesuatu yang tidak beres dalam dirinya. Baim lalu meminta Ariel untuk mencari tahu masalah yang sebenarnya. Namun Ariel memilih mengunci mulut rapat-rapat setelah mengetahui penyakit ganas yang diderita Baim.
Rahasia yang disimpan orang tua Baim akhirnya tercium juga, Baim mengetahui penyakit yang dideritanya. Untuk kedua kalinya Baim meminta tolong Ariel untuk mencarikan sebuah buku harian agar bisa menulis keseharian dia hingga ajal menjemput.
Seiring berjalannya waktu, muncul masalah lain. Aila ternyata bukan ibu kandung Baim. Rupanya, ibu kandung Baim datang dan serta merta menyalahkan Aila sebagai orang yang telah menyebabkan Baim jatuh sakit. Tidak hanya itu, dia pun bersikeras mengambil alih hak asuh Baim.
Bagaimana kisah selanjutnya?
Tetap saksikan buku harian baim setiap senin - jumat jam 16.00
Aila, ibu Baim, hanya bisa meratapi kondisi putra kesayangannya itu. Maklum, hidup Baim ibarat tinggal menghitung hari saja. Meskipun demikian, Aila tetap membiarkan Baim bermain walaupun kondisinya terus memburuk. Hingga suatu hari Baim harus dibawa ke rumah sakit karena kondisinya yang kian parah.
Baim yang keesokan harinya berulang tahun menolak diajak ke dokter. Aila lantas membujuk Baim dengan mengatakan bahwa ulang tahun bocah itu bisa dirayakan di rumah sakit.
Di sisi lain, Baim dengan polos mengutarakan keheranan dia lantaran harus terus menerus menemui dokter, sementara teman-teman Baim hanya sesekali saja berkunjung ke dokter. Setelah terdiam sejenak, Aila pun menjelaskan bahwa kedatangan Baim dapat membahagiakan pasien lain di rumah sakit.
Hari berganti, lambat laun Baim curiga kalau ada sesuatu yang tidak beres dalam dirinya. Baim lalu meminta Ariel untuk mencari tahu masalah yang sebenarnya. Namun Ariel memilih mengunci mulut rapat-rapat setelah mengetahui penyakit ganas yang diderita Baim.
Rahasia yang disimpan orang tua Baim akhirnya tercium juga, Baim mengetahui penyakit yang dideritanya. Untuk kedua kalinya Baim meminta tolong Ariel untuk mencarikan sebuah buku harian agar bisa menulis keseharian dia hingga ajal menjemput.
Seiring berjalannya waktu, muncul masalah lain. Aila ternyata bukan ibu kandung Baim. Rupanya, ibu kandung Baim datang dan serta merta menyalahkan Aila sebagai orang yang telah menyebabkan Baim jatuh sakit. Tidak hanya itu, dia pun bersikeras mengambil alih hak asuh Baim.
Bagaimana kisah selanjutnya?
Tetap saksikan buku harian baim setiap senin - jumat jam 16.00
[endtext]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar